Jumat, 17 Juni 2011

My Love, My Country


Indonesia, my country, where I was born, grow and develop. Indonesia, my country is fertile and prosperous. It is center in the world and between in five continents has inhabitants.
Indonesia, my country has position in Asia continent exactly in South East Asia and in intersection between Asia Continent and Australia Continent, between Hindia Ocean and Pasific Ocean. See the Indonesia’s posotion, Indonesia is very strategic and profitable, because its location on trade stripe world. I am rightfully proud and love with my country, Indonesia. How not? Indonesia is very beautiful and wonderful. They said (other country) that Indonesia like Zamrud stones was fall in equator. Indonesia is beautiful and fertile. Many tourist is deliberately come to Indonesia for enjoyed scenery and famous county, especially they are come to Bali and Yogyakarta, and other city. Tourists very amazed many beachs were beauty, nature were cool, also variety culturee in Indonesia. What about me, if tourists amazed my country? I am a national people in Indonesia, not only amazed and proud but also love very much with Indonesia.
Sometime, I will enjoy my country with reading book about my country. Indonesia has wide land, although visible narrow becouse has many islands. That’s why Indonesia has many variety culture. Forests in Indonesia very wide, plants and animals are many and variety. Obvious, not only land but also the ocean is wonderful and rich too. We know Taman Laut Bunaken in Minahasa is very bewitch, and around Maluku archipelago too. If I am tell about Indonesia, I will arounding Indonesia so much. Suppose I am adult and can find money alone, I will realize my dream to surrounding my country and enjoy as satisfied as heart.
Ever, I was child, I invited my parents to visit my grandmother in Klaten. Over there, exactly in Prambanan region, exist temple called Candi Prambanan or Prambanan Temple. Realy, it’s very incredible. From a stone was chisel very nice and has high value art, complied neat with beauty shape and carving result statues has story containing and valuable history. Besides the astonishing temple, sometime in full moon, presented art, drama, and dance exhibition about RAMAYANA or called SENDRATARI RAMAYANA an Indonesia artistry is make proud with channel, and costum is very stimulate. Not only Indonesia people were enjoy it, but also tourist.
Besides in Klaten, there is a temple has location in Magelang, called Candi Borobudur or BOROBUDUR TEMPLE wich all the world know it. Why?  Because, Borobudur temple is one of wonder world. It is a history estate temple of Budha religion. On Burobudur temple, there are many stupas, also in as long as temple’s wall full of story about Budha’s religion history. Until now, I have twice visit it, although very tried, I love Indonesia so much.
Still in Central Java, exactly in Yogyakarta there are drama in Javanese, such as Ketoprak and Wayang Orang. The story dramatization with interesting costum like wayang. Be sides art, especially from Yogyakarta, I love my country very much if I eat gudeg Jogja. Its taste is very nice. The peoples in Yogyakarta very friendly and calm. With plus value in the world eyes, many students of university other country, come to Yogyakarta to study.
Not only study in Yogyakarta, but also tourist not miss come to Bali, to enjoy the beautiful view, such as Sanur Beach and Kuta Beach. There is culture art in Bali such as unique of Kecak Dance and also traditional ceremonies corpse burning called ngaben. In Bali many Hindhu’s religion person. If they dead and if they able, they will create the traditional ceremonies. But also, there is corpse just puted in a place without burning or tombing. The corpse never smelly, because surrounding it there are aromatic from TRUNYAM TREE was always spreading fragrance.
Some years ago, I also inviting my parents to Lampung in my grandfather’s house. As long as from Bakahuni Harbour to my grandfather’s house, always visible long mountain range called Pegunungan Bukit Barisan. This mountain range as long as Sumatra island.
That is my love, Indonesia. I can tell little story about Indonesia where has variety tradition, culture, and religion and uniqueness and characteristic my country is fertile, beauty, and give peaceful felling to everyone. I love my country very much. But I not only amazed with everything my country has, but also, I must help guarding its prosperity to still prosperous and still has positive value to Indonesia private and in the world.

Hari Ibu



Selasa sore, aku berkumpul bersama teman-teman lama SMP di rumah Ana. Senang sekali rasanya bisa berkumpul bersama seperti dulu. “Hai, gimana sekolah kalian di SMA?” tanyaku pada mereka semua. “Menyenangkan. Bagaimana denganmu?” tanya Ana. “Menyenangkan juga,” jawabku.
Beberapa saat kemudian terlihata Chasa sedang berlari terburu-buru dari kejauhan. “Cha, jangan lari nanti kamu jatuh. Hahahahaa!” ledek ana. “Darimana kamu?” tanyaku. “Beli bunga,” jawab Chasa sambil menunjukan bunga plastik yang baru saja ia beli. “Wah, cantik banget. Buat pacar kamu ya?” ledek ku. “Eh enak saja masa cowok dikasih bunga? Yang bener aja? Ini buat mama aku tau!” jawab Chasa. “Tumben kamu beli bunga buat mama kamu? Disuruh nyiram bunga aja kamu ngga mau, tapi aku juga mau beliin sesuatu lho buat ibu aku,” kata Ana. “Ko tumben sih? Emangnya mau ada apaan?” tanyaku bingung. “Capek deh, kamu itu pinter tapi lola juga ya!” ledek Chasa. “Iya nih,” sambung Ana. “Eh beneran deh,” kataku. “Sekarang aku tanya, hari ini tanggal berapa,” kata Chasa. “Berapa, An?” tanyaku pada Ana. “Kok malah tanya aku sih? Kan kamu yang ditanya?” kata Ana. “Udah deh jawab aja,” pintaku. “21,” teriak Chasa. “Aduh jangan kenceng-kenceng dong! Aku juga ga budeg kali,” kataku. “Habisnya kamu lola sih, aku jadi kesel kan,” kata Chasa. “Oke deh sekarang tanggal 21, terus?” tanyaku lagi “Aaaarrrgggh, Shintaa!” teriak Ana dan Chasa. “Oke, oke, tenang, tarik napas, bagus,” kataku. “Heh, bener-bener ya kamu itu anak durhaka,” kata Ana. “Tunggu sebentar, sepertinya aku ingat sesuatu. Hah, iya kamu benar, besok adalah Hari Ibu,” kataku. “Dasar lola,” gerutu Ana. “Aku akan kasih ke ibu sesuatu yang beda besok,” kataku. “terserah deh,” kata Chasa.
Kemudian aku pulang. Malamnya aku menyalakan alarmku pukul 04.30 dan akupun terlelap. Alarmpun berdering, akupun bangun danmerapikan kamarku secepat dan setenang mungkin lalu keluar kamar seperti maling menuju dapur dan mengambil sapu. Pagi itu aku menyapu lantai dengan bersih sampai tidak ada kotoran yang tersisa. Kemudian aku mencuci piring di kamar mandi supaya tidak berisik dan ibu akan bangun. “Ini pasti akan menjadi kejutan untuk Ibu kalau bangun nanti,” gumamku. Kemudian aku mandi, setelah itu aku keluar rumah menuju rumah tetanggaku. Tenang saja aku sudah bilang kemarin kalau jam lima pagi aku akan datang dan ikut memasak masakan kesukaan ibu disana supaya ibu tidak mencium aroma sedapnya. Setelah itu aku buru-buru pulang, dan ternyata ibu belum bangun padahal sudah jam lima seperempat. “Ibu mungkin kalau bangun akan tergesa-gesa menyiapkan makanan,” gumamku. Kemudian aku menanak nasi di rice coocker, kemudian aku tinggal untuk menyapu halaman rumah.
Benar saja ibu bangun kesiangan, yaitu pukul 05.45 dan tergesa-gesa ke dapur. “Siapa yang berada diluar? Apakah Shinta?” gumam ibu. “Tumben sekali dia rajin, wah cucian piring sudah tidak ada lantainyapun sudah bersih. Dan apa ini? Sedap sekali baunya,” gumam Ibu. “KEJUTAN!” teriakku sambil berlari dari halaman depan menuju dapur. “Wah, ternyata kamu yang ngerjakan ini semua toh, bangun jam berapa kamu?” tanya ibuku. “Hehe, jam setengah lima, Ma’m. Aku tadi juga ke rumah tetangga buat masakin ini,” kataku. “Hmm, sedap. Anak ibu sudah bisa masak ternyata,” ledek ibuku. “Ah, jangan menghina, Ma’m. Kan ibu sendiri yang mengajari aku,” jawabku.
Setelah itu kami makan bersama. Senang rasanya bisa membuat ibuku tersenyum, pasti kalau ada ibu-ibu datang ibuku pasti akan memujiku di depan mereka. Hahahaaa. Tapi sejujurnya aku capek sekali tadi pagi, ngantuk juga, dingin lagi, apalagi harus cepat selesai. Ternyata seperti itu rasanya jadi ibu apalagi harus mengasuh aku, di tambah lagi ibu bekerja sampai siang, pulang-pulang harus memasak, terkadang pula mencuci baju. Untung saja ibu sudah mencuci baju kemarin, dan aku sudah menyetrikanya. Jadi, aku tadi pagi tidak perlu mencuci baju ibu dan menyetrika baju.
Pantas saja kalau di adakan hari Ibu, karena memang pekerjaan ibu memang sungguh-sungguh berarti bagi keluarga, kalau tidak ada ibu bagaimana jadinya rumah tangga?? Aku tidak bisa membayangkannya.
Maka dari itu hormatilah ibu, dan jangan sampai menyakiti hati ibu dan merepotkan ibu, karena pekerjaan ibu sudah banyak sekali. OK!....